
Cara menangani pasca panen kacang kedelai – Kacang Kedelai Merupakan sebuah tanaman yang masuk dalam jenis kacang polong, pada negara indonesia kacang kedelai mulai banyak di budidayakan oleh para petani. Dikarekan kacang kedelai merupakan salah satu bahan baku penting sebagai kebutuhan protein nabati, dari pemanfaatan kacang kedelai ini banyak diolah menjadi tempe, tahu, kecap, susu kedelai bahkan dapat dijadikan bahan pakan ternak dalam bentuk ampas tahu, bungkil dan juga tepung kedelai.
Untuk menangani pasca panen kacang kedelai ada beberapa tahapan proses yaitu seperti pengeringan Brangkasan, perontokan atau pembijian, dan pembersihan biji, pengeringan biji. Perlu anda perhatikan dalam hal memanen kacang kedelai yang akan anda gunakan sebagai bahan konsumsi cukup memanen pada umur sekitar 75-100 hari. Namun apabila kacang kedelai digunakan sebagai benih atau bibit anda harus memanen pada umur 100-110 hari, karena pada waktu ini tingkat kematangan biji sudah merata bisa dibilang kematangan yang sempurna.
1. Pengeringan Brangkasan
Proses pengeringan brangkasan dilakukan setelah pemungutan selesai lalu seluruh dari hasil panen langsung dijemur, proses pengeringan ada dua macam yaitu mulai dari pengeringan alami dan juga pengeringan menggunakan mesin, kali ini kita hanya menceritakan proses pengeringan yang alami, pengeringan alami yaitu pengeringan yang menggunakan panas yang dihasilkan oleh sinar matahari. Proses pengeringan alami anda hanya perlu menggunakan tikar, terpal atau ayaman bambu.
Penjemuran yang baik yaitu pada waktu di pagi hari pukul 10.00 – 12.00 siang, penjemuran dilakukan selama 3-7 hari tergantung cuaca pada hari itu, penjemuran dilakukan sampai kadar air pada Brangkasan itu menurun 10% - 15%.
2. Perontokan atau Pembijian
Proses ini dapat dilakukan dalam beberapa cara dalam memisahkab biji dari kulit polongnya yaitu dengan cara memukul – mukul tumpukan brangkasan menggunakan kayu yang diikat ujungnya menggunakan karet dalam pada sepeda atau menggunakan kain. Tujuan ini yaitu agar pada saat memukul brangkasan tidak terjadi biji kedelai yang pecah, agar tidak berhamburan kesana kesini sebaiknya dalam memukul brangkasan dibasukan pada sebuah karung.
Proses perontokan juga bisa menggunakan mesin atau alat mekanis ( power threshe ) yang biasa digunakan sebagai perontok padi, pada proses perontokan brangkasan sebaiknya dikurangi hingga mencapai kurang lebih 400 rpm.
3. Pembersihan Biji Kedelai
Biji yang sudah terpisah dengan kulit kacang polongnya kemudian ditampi agar terpisah dengan kotoran lainnya, sedangkan biji yang luka dan keriput di pisahkan dengan biji kedelai yang sempurna. Pembersihan juga bisa menggunakan mesin pembersih ( winower ) mesin tersebut merupakan mesin yang mengkombinasikan antara ayakan dengan blower.
4. Pengeringan Biji Kedelai
Pengeringan biji kedelai tahap pengeringan yang akhir, setelah biji dibersihkan kemudian dijemur kembali hingga kadar air mencapai 9 – 11%. Proses ini sangat lah penting jika kadar air itu terlalu tinggi tidak bagus sebagai bahan-bahan pembuatan seperti kecap, tempe, tahu dan jika kadar air rendah maka dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama. Nah untuk mengetahui kadar air pada biji kedelai biasanya para petani membutuhkan alat pengukur kadar air atau dikenal dengan moisture Meter, ini dapat mengukur kadar air dengan akurasi yang baik dan juga cepat.